Jumat, 05 Desember 2008

Maraknya Fenomena Komunikasi di Indonesia

Fenomena Maraknya Pengguna Hotspot dan Blog


Perkembangan teknologi informasi khususnya komunikasi online melalui jaringan internet selain memberi kemudahan bagi kehidupan manusia tentunya juga memiliki dampak negatif. Sudah bukan hal baru lagi bagi kita saat melihat pengunjung mall dengan antusias melihat berita dari internet melalui laptop di depannya, dengan hanya ditemani sebotol teh atau camilan. Atau sekelompok mahasiswa yang menghabiskan waktunya di lingkungan kampus demi 'gratisan' internet setiap hari. Memang ada banyak sekali alasan untuk suatu pihak memasang hotspot pada lokal area bisnisnya. Misalnya saja kampus, karena institusi pendidikan ini mempunyai tujuan paling ‘mulia’ dalam pemasangan hotspot. Tujuan utama suatu kampus dalam menyediakan layanan hotspot tentu saja untuk mempermudah mahasiswa dalam mencari informasi global melalui internet, disamping itu mungkin juga mengembangkan komunitas e-learning yang dimiliki.
Seperti yang kita tahu, sejak banyaknya kampus menyediakan layanan
hotspot, memang kampus tersebut berhasil menjadi 'rumah kedua' bagi sebagian mahasiswa. Namun sebenarnya untuk alasan apakah mereka betah berlama-lama tinggal di kampus dengan laptop atau PDA-nya, mungkin harus dikaji lebih dalam. Yang jelas tidak sepenuhnya motivasi mereka untuk 'tinggal di kampus' terkait dengan tugas kampus yang harus dikerjak
annya. Banyak diantaranya yang memanfaatkannya sekedar karena 'gratis'. Karena seperti yang diketahui bersama, biaya komunikasi di Indonesia, termasuk untuk koneksi internet, masih relatif mahal jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Itulah mengapa para mahasiswa ini lebih memilih 'gratis' di kampus, daripada 'bayar' di luar. Tentu saja semua itu sangat rasional.
Pastinya sebuah kampus sudah
mempertimbangkan kemungkinan seperti tersebut di atas, sebelum mereka memutuskan untuk memasang hotspot. Tak lain adalah karena pertimbangan aspek bisnis, karena seperti yang kita tahu dunia pendidikan pun saat ini merupakan lahan bisnis yang potensial. Untuk dapat bersaing menjadi sebuah perguruan tinggi papan atas, tentunya tak semata kualitas pendidikan yang harus diperhatikan. Fasilitas kampus merupakan salah satu faktor penentu layak tidaknya sebuah perguruan tinggi disebut 'bergengsi'. Itulah mengapa saat ini banyak kampus berlomba memperbaiki infrastrukturnya, termasuk infrastruktur IT-nya.
Sedangkan jika ditanya mengenai banyak ruang publik yang menyediakan fasilitas
hotspot, alasannya sangat mudah ditebak, yang tak lain adalah aspek bisnis semata. Karena sebuah ruang publik yang menyediakan hotspot pastilah akan menarik bagi para surfer untuk mendatanginya, dan para surfer ini biasanya berasal dari ekonomi menengah ke atas. In
i merupakan suatu nilai tambah bagi proses marketing suatu pusat keramaian. Baik hotspot yang bersifat free hingga hotspot yang berbayar sekalipun kenyataannya tetap merupakan hal yang menarik, apalagi untuk kalangan muda di kota-kota besar, yang didominasi oleh pelajar dan mahasiswa dari berbagai penjuru daerah. Tentu saja mereka merupakan target market yang potensial. Hitung saja sudah berapa pusat perbelanjaan maupun hiburan di sekitar kita yang memasang fasilitas ini, mulai dari mall hingga cafe, semua berlomba memperlengkapi diri dengan fasilitas ini. Tak lain hanyalah untuk menarik pengunjung sebanyak mungkin untuk memperlancar bisnis mereka masing-masing.
Jadi sebenarnya hal terpenting dari fenomena maraknya pemasangan
hotspot saat ini adalah bukan untuk apa mereka memasangnya, namun bagaimana kita memanfaatkannya. Orang yang memakai layanan tersebut hanya untuk sekedar mengetahui gossip artis dan film terkini tentunya tidak akan mendapat manfaat yang sama dengan orang yang memakainya untuk bekerja melihat harga saham di pasaran terkait dengan berita terbaru kebijakan pemerintah. Begitu juga dengan mahasiswa, walaupun sama-sama mendapat akses gratis di kampus, tergantung dengan bagaimana mereka akan memanfaatkannya.

Dengan semakin banyaknya daerah yang menyediakan fasilitas hotspot maka memacu pula timbulnya masyarakat dari berbagai kalangan yang menjadi blogger.

Maraknya fenomena blog di Indonesia ternyata telah berhasil menarik perhatian banyak orang untuk mempunyai blog dengan tujuan yang berbeda-beda, di Indonesia yang akhir-akhir ini marak adalah para artis membuat blog untuk menanggapi berita-berita yang tidak benar tentang dirinya. Salah satu artis yang mempunyai blog adalah Sandra Dewi. Ada juga orang yang menggunakan blog untuk menulis artikel tentang politik atau bidang lain yang disukainya, ada juga yang menggunakan blog untuk tempat curhat seperti buku diary, dan yang saya alami sendiri sebagai mahasiswa adalah beberapa dosen menggunakan blog tersebut sebagai pengganti dari pembuatan tugas menggunakan makalah, jadi jika ada tugas mahasiswa diwajibkan untuk mengepost tugas tersebut ke blog masing-masing, ada juga dosen yang meminta komentar tentang artikelnya di blog dosen tersebut. Maraknya fenomena blog ini membuat beberapa blogger terkemuka di negeri ini untuk mengadakan pesta blogger, yaitu sebuah acara kumpul-kumpul berskala nasional pertama bagi para blogger Indonesia. Dan bukan hanya acara kumpul-kumpul biasa, acara ini juga menjadi wadah pertemuan dan diskusi bagi para blogger untuk bersama-sama menciptakan iklim nge-blog yang positif di Indonesia.

Pesatnya perkembangan blog di Indonesia yang tercatat sudah mencapai angka 130 ribu, bahkan diperkirakan lebih dari itu. Dalam sebuah masyarakat yang minat bacanya masih rendah, minat untuk menulis dan mengekspresikan pikiran serta perasaan lewat sebuah blog merupakan sesuatu yang harus didukung dan dihargai. Melalui blog, setiap orang juga dapat memperdengarkan ‘suara’-nya.

Selain pesta blogger, beberapa bulan lalu telah terjadi maraknya lomba blog. Lomba tersebut diselenggarakan oleh beberapa pihak, antara lain :

  1. Lomba blog yang diselenggarakan dagdigdug dengan XL sebagai sponsornya.

Hadiahnya, adalah Blackberry.

  1. Lomba blog yang diselenggarakan Flexi melalui situs komunitasnya, Flexiland. Melalui lomba ini, pengunjung “dipaksa” punya blog di Flexiland dan berkompetisi di sana.

Hadiah total mencapai Rp. 125 juta.

  1. Lomba yang diselenggarakan Balai Bahasa Bandung. Lomba blog ini bertemakan kebahasaan dan kesusastraan Indonesia.
  2. Lomba menulis blog dengan tema wisata kuliner di daerah, dengan sponsornya Bango.

Hadiah totalnya Rp 80 juta.

Fenomena lomba ini cukup menarik. Ini tandanya, produsen mulai menyadari potensi besar dari para blogger (atau penggubah blog, menurut versi Balai Bahasa Bandung). Namun, tersebarnya ratusan blog di tanah air tanpa pemetaan yang jelas, sering kali membuat para produsen banyak berasumsi dan menebak-nebak dalam menentukan blog mana yang tepat untuk diajak bekerja sama.

Sumber :

Mellisa777.blogspot.com

http://pestablogger.com/wp-content/uploads/2007/10/29-09-07-seputar-indonesia-sore.jpg

meLLisa KumaLasaRi-51407078

2 komentar:

zerr mengatakan...

wOkehh.. hehehe.. memang marak ya sekarang fenomena hotspot hostpot ituww.. bener-bener gampang diakses.. kalo misalnya pake blackberry pas UAS gitu mgkn kita pada lancar ya kerja nya, hahahahah.. xD~

mampir ya ke blog sayaa.. thxx.. ^^

meandtheotherland mengatakan...

sapa coba sekarang yang ga perlu kay begituan??
jaman sekarang udah pada maju, jadi gak ada lagi tuh yang namanya GAPTEK!!
ke laut aje kali.. hahaa...


dont forget to visiting our blog at http://ditanindita.blogspot.com/

regards,
dita-dinda